MOTTO PENDIDIKAN
تََعَلَّمُوا
الْعِلْمَ، فَاِنَّ تَعَلُّمَهُ قُرْبََةٌ اِلَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ، وَ
تَعْلِيْمُهُ لِمَنْ لاَ يَعَلَّمُهُ صَدَقَةٌ، وَ اِنَّ الْعِلْمَ لِيَنْزِلُ
بِصَاحِبِهِ فِى مَوْضِعِ الشَّرَفِ وَ الرِّفْعَةِ، وَ اْلعِلْمُ زَيْنٌ
ِلاَهْلِهِ فِى الدُّنْيَا وَ اْلآخِرَةِ. (الرببع)
Artinya : “Tuntutlah ilmu,
sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla,
dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sedekah.
Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat
dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan
di akhirat”. (Hadits Riwayat Ar-rabii’i)
Pelaksanaan Pembelajaran
Rasulallah SAW bersabda dalam haditsnya, yang artinya sebagai berikut ;
Artinya :”apabila muncul
bid’ah-bid’ah ditengah-tengah umatku wajib atas sorang ‘alim menyebarkan
ilmunya (yang benar). Kalau tidak melakukannya maka baginya laknat Allah, para
malaikat, dan seluruh manusia. Tidak akan diterima sedekahnya dan kebaikan
amalnya”.(H.R.Ar-rabii)
Hadits di atas menjelaskan bahwa kata-kata bid’ah merupakan suatu
perbuatan yang menyimpang atau ajaran yang menyalahi ajaran yang benar, ini
merupakan persoalan atau gangguan dalam proses penyebaran ilmu yang benar.
Rasulallah SAW mewajibkan seorang alim (mengetahui) yang sekaligus sebagai
pelaku pendidik Islam dalam menyebarkan ilmu yang benar untuk mengelola dalam meluruskan
dan mengembalikan ajaran yang salah tersebut ke arah kesucian dan kemurnian
ajaran agama Islam yang benar sesuai Al-Qur’an dan Hadits, sehingga kondisi
kembali kondusif dan optimal sehingga tujuan penyebaran pendidikan agama Islam dapat
dicapai dan memungkinkan seluruh umat untuk belajar dengan baik tanpa ada
keraguan-raguan lagi.[1]
Hadits tersebut menjelaskan dan mengisyaratkan adanya kewajiban seorang
pendidik (alim) agar mampu mengelola dan menciptakan lingkungan pembelajaran
agar tetap kondusif dan mengembalikannya bila terjadi gangguan sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai. Hal ini sesuai dengan yang diajarkan Rasulallah SAW
dan bahasan di bagian sebelumnya. Mengelola lingkungan pembelajaran merupakan
kompetensi seorang pendidik yang harus dimiliki
dan kompetensi ini menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran
berlangsung. Kompetensi ini tidak muncul dengan sendirinya melainkan melalui
proses pendidikan dan pengalaman mengajar.[2]
[1]M. Faiz Almath, Qobasun min Nuri Muhammad SAW (1100 Hadits Terpilih; Sinar Ajaran Muhammad);
Penterjemah A.Aziz Salim Basyarahil, Jakarta : Gema Insani Press, 1991
Rasulallah SAW menjelaskan
bahwa aktivitas seseorang yang beragama islam baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan
untuk menuntut ilmu tanpa dibatasi waktu maupun usia, belajar suatu ilmu
pengetahuan untuk mencari ketenangan jiwa (memantapkan kebenaran) agama islam
sedalam-dalamnya dan memperoleh ridha Allah SWT semata, orang yang berilmu terhindar
dari kebodohan/ kefakiran sehingga dapat mengangkat kehormatan diri dan
bersikap rendah hati terhadap guru atau orang yang mengajarinya supaya ilmunya
bermanfaat. Pada buku qobasun min nuri muhammad saw bab ilmu pengetahuan,
Rasulallah SAW bersabda yang artinya :
Artinya :”Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu)
ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang
mengajar kamu”.(H.R.Athabrani)[1]
[1]M. Faiz Almath, Qobasun min Nuri Muhammad SAW (1100 Hadits Terpilih; Sinar Ajaran
Muhammad); Penterjemah A.Aziz Salim Basyarahil, Jakarta : Gema Insani Press, 1991
kitab suci Al-Qur’an menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian
seseorang manusia dengan pengetahuan yang telah dimiliki atau keberhasilan
dalam menguasai sains pada umumnya dan dengan ilmu pengetahuan kealaman yang dimilikinya
atau yang dikuasai untuk dijadikan sumber teknologi bagi kesejahteraannya dalam
memanfaatkan lingkungan yang dikelolanya dengan baik sehingga pantas disebut
“khalifah di bumi”. Keberhasilan keteknikan (IPTEK) bergantung pada kemampuan
orang memilih kondisi yang mendorong alam untuk bertindak seperti yang
diinginkan, sudah barang tentu tingkah laku alam raya ini dikendalikan oleh
sunnatullah (hukum alam). Hal tersebut termaktub dalam ayat suci Al-Qur’an
surah Al-Jaatsiyah ayat 13, Allah berfirman yang artinya :
Artinya :”Dan Dia (Allah) menundukkan untukmu apa yang di
langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang berfikir.(Q.S.Al-Jaatsiyah : 13)[1]
Ayat tersebut menyatakan bahwa seluruh isi langit dam
bumi akan ditundukkan Al-Khaliq (Allah SWT) bagi umat manusia dengan keteknikan
atas keberhasilan dari penerapan sains dan diberikan kepada mereka yang mau melibatkan
akalnya, menggunakan pikirannya untuk terus belajar dan belajar hingga
menemukan sesuatu hal baru yang memiliki manfaat yang luar biasa. Kata-kata
“Allah menundukkan”, menegaskan kepada manusia bahwa Allah SWT menundukkan
segala ciptaan-Nya dengan peraturan-Nya sehingga orang mengambil faedahnya sepanjang
ia bertindak sesuai peraturan-Nya.[2]
No comments :
Post a Comment